Rabu, 22 Mei 2013

Batavia Air Pailit, Gimana Ceritanya?


Pengadilan Niaga Jakarta Pusat akhirnya memutuskan mengabulkan permohonan dari perusahaan sewa guna pesawat International Lease Finance Corporation (ILFC) yang menggugat pailit PT Metro Batavia selaku operator maskapai penerbangan Batavia Air.
"Mengabulkan permohonan pemohon (ILFC) untuk seluruhnya," ungkap ketua majelis hakim Agus Iskandar di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Rabu (30/1).
Dalam amar putusannya, Agus Iskandar menyatakan Batavia Air memenuhi syarat untuk dinyatakan pailit, sesuai dengan UU nomor 37 tahun 2004 tentang kepailitan. "Menyatakan termohon yakni Batavia Metro pailit," tegasnya.
"Telah memenuhi syarat untuk kepailitan, sehingga permohonan tersebut dapat dikabulkan," tambahnya.
Berita mengenai batavia bangkrut bukanlah yang pertama kali di indonesia. Pada tahun 1993  sempati  air mengalami kebangkrutan, pada tahun 2003 indonesian harus menghentikan kegiatan penerbangannya, pada tahun 2005 bouraq airlines harus menutup kegiatannya karena masalah keuangan, kemudian tahun 2008 lagi – lagi maskapai indonesia mengalami tutup usaha yaitu jatayu airline. Batavia air menambah deretan panjang masa kelam penerbangan yang ada di indonesia. Masalah yang sama dan selalu terulang selalu menjadi persoalan yang terjadi di indonesia. Yang menjadi pertanyaan maskapai yang disebut diata apakah tidak belajar dari pengalaman sebelumnya agar tidak terulang hal hal tersebut “bangkrut”. Dalam edisi kali ini kami akan mencoba mengurai bagaimana batavia dapat bangkrut, faktor – faktor yang mungkin membuat batavia bangkrut,  akibat dari batavia bangkrut bagi mantan karyawan dan calon pemumpang, dan penggulangan agar hal – hal tersebut tidak terualang.
Urutan peristiwa bangkrutnya Batavia air
Tahun 2009 – batavia ikut tender dalam proyek haji pemerintah, pihak batvavia telah menyewa 2 unit airbus dari ILFC seri A330 dengan nominal USD 440 ribu .  Namun batavia kalah tender dan pemerintah tidak menggunakan layanan batavia dalam proyek haji. Selama kalah tender Airbus seri A330 di anggurkan dan tidak digunakan untuk melayani rute perjalanan yang lain.
Tahun 2010 – batavia mengikuti tender proyek haji lagi dan kalah lagi, akhirnya menimbulkan penumpukan tagihan dari tahun 2009 sampai 2010. Tagihan meningkat menjadi USD 470 ribu. Dari sini dapat di simpulkan bahwa batavia belum membenahi manajemen dan pelayanan nya sehingga pemrintah tidak mengambil maskapai ini.
Tahun 2011 – batavia mengikuti lagi tender dan lagi – lagi kalah lagi pada tahun ini. Tagihan ke kantor batavia meningkat menjadi USD 500 ribu. Lagi – lagi batavia tidak pernah belajar dari tahun – tahun sebelumnya.
Tahun 2012 – Air asia mencoba mengakuisisi batavia air tapi penawaran tersebut menjadi polemik yang cukup populer di Indonesia karena kekuatiran akan masuk nya pihak luar ke dalam industri penerbagan Nusantara. Maka Air asia membatalkan tawarannya karena alasan “risiko bisnis dan penurunan pendapatan”. Akibat gagalnya akuisisi tersebut batavia air mengalami penurunan rute penerbangan drastis dari 64 rute menjadi 44 rute saja
Tahun 2013 – penghujung januari 2013 batavia dinyatakan bangkrut oleh pengadilan negeri jakarta selatan.
Faktor – faktor yang mungkin membuat batavia air bangkrut
  1. Penyewaan unit pesawat yang mubasir
Dua unit pesawat airbus A330 yang tidak terpakai karen gagal proyek haji seharusnya dapat digunakan untuk melayan rute penerbangan yang lain.
  1. Ketidak pedulian terhadap manajemen dan pelayanan
Setelah dinyatakan kalah tender seharusnya pihak batavia air berbenah diri mulai memperbaiki manajemen dan pelayanan agar tahun berikutnya dapat menang tender.
  1. Musuh alami penerbangan berjadwal
Dalam penerbangan selain penerbangan berjadwal ada juga penerbangan tidak berjadwal alias carteran. Penerbangan yang seperti ini yang menjadi musuh utama penerbangan berjadwal seperti batavia air. Penerbangan tidak berjadwal di indonesia belum teratur masih acak – acakan sesudah jelas hingga membuat persaingan bisnis dengan penerbangan berjadwal menjadi lebih ketat.
Akibat dari bangkrutnya Batavia air
  • Bagi mantan pegawai
Sudah jelas mantan pegawai batavia air pasti akan kehilangan pekerjaan, gaji dan harus mendaftar di tempat lain. Mendaftar di tempat lain belum tentu langsung di terima.
  • Bagi calon penumpang
Tiket pesawat bukanlah harga yang murah meskipun itu kelas ekonomi sekalipun. Sehingga akan membuat calon penumpang menghebdaki untuk mengembalikan uangnya secara utuh atau mengalihkan ke penerbangan yan lain
Waktu bagi calon penumpang terbuang sia – sia. Transportasi dan waktu merupakan satu kesatuan yang utuh sehingga calon penumpang yang sudah menjdawalkan pergi pada tanggal itu harus menunda dan menunggu sampai waktu yang ditentukan
  • Bagi agen travel yang sudah bekerja sama dengan batavia
Setelah putusan pailit, agen travel menyatak telah merugi hinggan miliaran rupiah. Asosiasi travel agen indonesia (ASITA)  jakarta dengan 1500 agen menyatakan rugi hingga 20 miliar rupiah dan ASTINDO Sulawesi tengah mencatat kerugian deposit sebesar 500 juta rupiah.
Pengalihan rute batavia air oleh maskapai lain
Dengan pailitnya batavia air membuat beberapa penumapang kecewa karena gagal terbang. Dalam mengantisipasi hal ini batavi air membuka peluang bagi maskapai lain untuk mengambil laih rute penerbangannya dengan beberapa syarat yaitu menerbangkan eks penumpang batavia air dengan gratis. Beberapa berita menyebutkan batavia air telah menggandeng mandala air untuk melayani penerbangan eks penumpang batavia air. Ekspress air juga di kabarkan akan mengambil alih penerbangan batavia setelah proses administrasi selesai nanti.
Langkah ke Depan untuk Mencegah Terulangnya Batavia Air
Escrow Account untuk deposit travel agent dan tiket yang belum terpakai. Dengan terjadinya kasus pailit Batavia Air, Astindo (Assosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan) mendesak Departemen Perhubungan untuk membuat peraturan baru dimana deposit travel agent dan deposit tiket yang belum terpakai untuk ditempatkan dalam escrow account atau akun penjaminan yang terpisah dari operasional perusahaan penerbangan. Sehingga dalam kasus-kasus pailit seperti Batavia Air, deposit tersebut dapat diamankan secara terpisah.
Proposal yang kedua adalah kerja sama dari Asosiasi Travel yang telah ada, antara lain Astindo, Asita, maupun assosiasi-assosiasi lain nya, untuk membuat sebuah “early detection system”. Early detection ini dapat menggunakan beberapa indikasi, antara lain: pengurangan rute penerbangan secara signifikan, hutang yang mulai gagal bayar, analisa perbandingan hutang dengan aset perusahaan, dll. Dengan fasilitas seperti ini, iuran tahunan assosiasi-assosiasi yang terkadang berjumlah cukup besar menjadi lebih berguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar