Senin, 08 April 2013

Beli 234 Unit Airbus, Lion Air Mengepakkan Sayap, Bukukan 2 Rekor Dunia



Maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia  Lion Air kembali mencetak rekor dengan  membeli 234 unit pesawat Airbus . Kali ini, Lion meneken kontrak pembelian 234 unit Airbus yang terdiri dari 109 jenis A320neo, 65 unit A321neo dan 60 unit S320ceo senilai USD 24 miliar diteken Presiden Direktur Lion Air, Rusdi Kirana dan CEO Airbus, Fabrice Bregier di Palais de l'Elysee, Istana Presiden Perancis di Paris, Senin (18/3) siang waktu setempat.

"Keluarga A320 yang sangat irit bahan bakar itu akan membantu Lion Air untuk menghemat ongkos bahan bakar dan terus menawarkan tarif yang murah di regional Asia," ujar Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana seperti yang dikutip dari keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Senin (18/3).

Penandatanganan kontrak pembelian Airbus itu juga disaksikan Presiden Prancis Francois Gerard Georges Nicolas Hollandedan Dubes Indonesia untuk Perancis serta sekitar 1500 Undangan. "Keluarga A320 yang sangat irit bahan bakar itu akan membantu Lion Air untuk menghemat ongkos bahan bakar dan terus menawarkan tarif yang murah di regional Asia," ujar Presiden Direktur Lion Air Rusdi Kirana seperti yang dikutip dari keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Senin (18/3).

Habibie akan hidupkan lagi N-250 'Gatot Kaca'



Jakarta - Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmasyah dan Ilham Habibie, sang putra BJ Habibie menghidupkan kembali proyek pesawat N-250 yang sempat mengudara 1995 lalu. . Pasalnya BJ Habibie yang pernah menjabat menristek itu berencana membuat kembali pesawat N-250. Tentunya dengan desain dan mesin yang juga baru.

Erry dan Ilham mendirikan PT Ragio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan gabungan dari PT Ilthabie Rekatama milik Ilham dan PT Eagle Cap milik Erry.

Erry mengatakan, pesawat yang mereka kembangkan bukanlah model N-250 yang pernah terbang 18 tahun silam. Pihaknya akan mengembangkan pesawat yang berbeda dari N-250, yaitu dengan jumlah kursi lebih besar mencapai 70-90 kursi sementara N-250 hanya 50 kursi.
Menurut Erry, proyek ini sebagai bagian dari semangat membangkitkan kembali industri pesawat terbang nasional.

"Ini bukan N-250, kapasitas antara 70-90 seat, jadi ditambah. Bukan N-250, yang kita kembangkan berbeda," kata Erry kepada detikFinance, Senin (18/2/2013)

Ia menuturkan saat ini pihaknya sedang melakukan studi awal untuk pengembangan pesawat tersebut. Studi awal ini mencakup studi kelayakan pasar dan model dari pesawat.
"Sekarang masih on going, study awal untuk pasar dan desainnya," jelas Erry.