Kamis, 01 Maret 2012

Akselerasi Penyiapan SDM Iptek Kedirgantaraan Unggul Mendukung Program Konektifitas Koridor Ekonomi MP3EI
Print PDF Facebook Twitter Email

Disaat upaya revitalisasi mengembalikan kapasitas kemampuan SDM Iptek Kedirgantaraan PT Dirgantara Indonesia, disisi lain jumlah kebutuhan SDM teknisi penerbangan semakin bertambah banyak, seiring dengan peningkatan pertumbuhan produksi maskapai penerbangan nasional yang mencapai 25 persen setiap tahun. Hal tersebut jelas merupakan permintaan SDM teknisi penerbangan dan pilot yang memadai guna mencukupi kebutuhan nasional tersebut, bahkan regional. Kebutuhan teknisi pesawat udara, baik untuk ground crew dan ATC, pada dua tahun kedepan mencapai 7500 teknisi, sedangkan sedangkan kebutuhan pilot 800 orang per tahun.

Lembaga pendidikan pilot dan SDM teknisi penerbangan yang memenuhi standar industri perawatan pesawat saat ini masih sangat sedikit dan hanya mampu mencetak maksimal 100 orang teknisi. Kekurangan tenaga ahli ini membuat perawatan pesawat komersial tidak dapat terlayani sepenuhnya di dalam negeri, sehingga perawatan terpaksa dilakukan di luar negeri. Demikian pula tumbuh suburnya sekolah penerbang di Indonesia ternyata tidak mencukupi laju kebutuhan pilot, sehingga pendidikan juga banyak dilakukan di luar negeri, dan atau memanfaatkan pilot-pilot asing, sebagaimana banyak dilakukan maskapai penerbangan dalam negeri saat ini.

Berdasarkan pertimbangan strategis jauh ke depan, Himpunan Mahasiswa Teknik Penerbangan-Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) Jogjakarta menyelenggarakan Seminar Nasional Kedirgantaraan pada hari Sabtu, 8 Oktober 2011, menghadirkan narasumber pertama Hari Purwanto-Staf Ahli Menristek Bidang Pertahanan dan Keamanan, dengan bahasan terkait peningkatan kemampuan iptek untuk penguatan Sistem Inovasi Nasional (SINAS) di bidang kedirgantaraan. Narasumber kedua, Andi Alisyahbana-Direktur Aerostruktur PT Dirgantara Indonesia membahas terkait strategi pengembangan industri pesawat terbang, sedangkan narasumber ketiga Jusman SD (Mantan Menhub) membahas tentang pertumbuhan maskapai penerbangan dan permintaan tenaga ahli dirgantara di Indonesia.

Seminar nasional, yang dihadiri ± 300 peserta dengan mayoritas mahasiswa dan dosen STTA juga dihadiri perwakilan dari AAU, Lanud Adisutjipto, Universitas Nurtanio Bandung, UPN Jogjakarta, Universitas Suryadarma Jakarta, STPI, ITB, adalah merupakan inisiatif dari para mahasiswa jurusan teknik penerbangan STTA tersebut dinilai sangat strategis, karena STTA dibawah pembinaan Yayasan TNI AU YASAU dengan pimpinan Marsekal Pertama YNI (Purn) Sutjianto S, adalah tergolong perguruan tinggi yang mempunyai prosentasi besar saat ini dalam produksi SDM Iptek kedirgantaraan nasional, dengan penerimaan mahasiswa baru setiap tahun ± 140 mahasiswa dengan out-put kelulusan ± 80 wisudawan setiap tahun.

Diharapkan ke depan, direkomendasikan pembangunan SDM Iptek penerbangan nasional dapat menjadi andalan guna mencukupi laju tumbuhnya kebutuhan SDM bagi industri penerbangan dalam negeri serta regional, bahkan dapat memasok kebutuhan internasional, hal ini sesuai dengan program MP3EI pilar ke-2 konektifitas koridor ekonomi dan pilar ke-3 SDM Iptek (sa-pk/ humasristek)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar